SAAT
ini keteladanan sifat menjadi hal yang langka. Sulit sekali mencari orang yang
betul layak diteladani sehingga seseorang betul mau mengabdi na setia pada
kepemimpinan seseorang. Kalau pun ada pastilah karena sesuatu yang diinginkan
umumnya berupa harta, kemuahan akses atau popularitas. Jarang sekali ditemukan
saat ini seseorang mengabdi kepada orang lainnya karena memang sebua nilai yang
melekat pada diri yang memimpin.
Banyak
orang berlomba menjadi pemimpin dan mendapatkan status yang tinggi dalam
masyarakat namun sayangnya begitu menjadi pemimpin dan memiliki status Social yang
tinggi bukannya membawa manfaat malah sering kali mereka terjebak dan
meneruskan kebusukan dari penerusnya. Mereka dirubah oleh lingkungannya.
Dalam
Islam seorang pemimpin bukanlah seorang yang memikirkan dirinya sendiri. Yang ada
di kepalanya bukanlah masalah-masalah mempribadi sifatnya.
Seorang
pemimpin harus juga memikirkan kemajuan masyarakat yang dipimpinnya, harus
mampu memberikan kebaikan bagi orang-orang yang ipimpinnya. Seorang pemimpin
tidak lagi berbicara na berbuat untuk “kita”.
Keteladanan
seorang pemimpin perlu kita bicarakan karena pada Rabu lusa, tepatnya tanggal 9
April 2014 mendatang na akan dilanjutkan dengan pemilihan Presiden/Wakil
Presiden akan memilih calon-calon pemimpin untuk lima tahun ke depan bangsa
Indonesia termasuk kita di daerah ini akan memilih pemimpin di legislatif alam
semua tingkatan.
Kita
alam memilih pemimpin-pemimpin ini mestilah pilihan hati nurani kita masing-masing.
Jika rakyat telah mempercayakan tugas tersebut untuk diemban dengan
sebaik-baiknya, hendaklah seorang pemimpin yang terpilih juga harus dapat
menjaga kepercayaan rakyat dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab,
baik kepada masyarakat terutama kepada Allah Swt.
Seluruh
Bangsa Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah mengharapkan ada perubahan yang
lebih baik bagi negara dan bangsa. Hal ini diawali oleh adanya pemimpin yang tepercaya
dan hanya dapat dicapai dengan adanya contoh yang nyata, yakni Rasulullah Muhammad
saw. Meskipun Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin yang sangat dihormati
pengikutnya, namun Beliau tidaklah menjadi sombong, tidak mabuk oleh harta, tak
mengkotak-kotakkan rakyatnya, meskipun ada perbedaan antara kaum Ashar dan muhajirin,
tapi mereka diperlakukan sama.
Kita
juga meletakkan harapan besar kepada penyelenggara pemilihan, (KPU) pemimpin
pemerintahan di daerah ini, Panwaslu, Aparat Keamanan dan lain-lain, yang juga
harus bekerja dengan meneladani Rasulullah Faw. Harapan besar juga kita
pintakan agar Allah Swt memberi hidayah kepada seluruh masyarakat agar bisa
melaksanakan pesta demokrasi 2014 ini dengan demokratis, tertib, aman, dan
lancar.
Mari
kita jadikan pemilu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah Swt, simbol
kepatuhan pada Rasulullah Faw, dengan menjadi diri sebagai seorang relawan yang
ikhlas bekerja mengawal pemilu legislatif sama-sama dengan Panwaslu dan pihak
keamanan. Supaya Pemilu kali ini benar-benar pemilu yang berkualitas,
demokratis, bersih, jujur dan adil, tanpa ada intimidasi, tanpa ada paksaan dari
siapapun, serta tanpa ada retorika pemalsuan suara oleh pihak penyelenggara
pemilu.
Semoga
pemimpin yang terpilih nanti adalah benar-benar sosok manusia pilihan rakyat,
bukan penguasa/pemimpin yang palsu dari jual-beli suara. Dalam pemilihan
anggota legislatif ini merupakan momentum yang tepat untuk mengawali perubahan
yang kita harapkan bersama. Mubah-mudahan
akan muncul pemimpin yang benar-benar memikirkan kemaslahatan rakyat secara
keseluruhan, dan mampu mewujudkan cita-cita luhur menuju baldatun thayyibatun
warabbul ghafur segera dapat terwujud. Isya Allah. Wallahul Mustaan.

.gif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar